Senin, 09 Juni 2014


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Bumi kita senantiasa diselimuti oleh udara. Udara yang menyelimuti bumi disebut dengan Atmosfer yang teridiri dari Gas. Atmosfer berdasarkan temperaturnya terdiri dari beberapa lapisan, yaitu Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer. Perubahan Cuaca dan iklim terjadi pada lapisan Troposfer yang memiliki ketinggian lapisan di khatulistiwa mencapai 19 km dan di atas kutub mencapai ketinggian 8 km, ketinggian rata-rata 11 km dari permukaan bumi.
Perubahan cuaca dan iklim dipengaruhi oleh unsur: temperatur Tekanan, Kelembaban, angin, awan, dan curah hujan. Pengertian cuaca adalah rata-rata udara di suatu tempat uang terbatas dan relatif sempit, sedangkan Iklim adalah keadaan rata cuaca di satu daerah yang cukup luas dan dalam kurun waktu yang cukup lama. Iklim dunia dikelompokan berdasarkan berdasarkan garis lintang dan garis bujur serta suhu.


B.     Tujuan
1.      Tugas karya ilmiah ini disusun guna memenuhi tugas mata pelajaran geografi bab atmosfer dan cuaca.
2.      Menambah pengetahuan siswa tentang atmosfer dan cuaca.


C.    Rumusan masalah
1.      Apa pengertian atmosfer dan cuaca ?
2.      Bagaiman keadaan cuaca saat ini?











BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
·         Atmosfer berasal dari bahasa yunani atmos artinya uap dan sphaira artinya bola, jadi atmosfer adalah selubung berwujud gas yang mengelilingi bumi tersusun atas gas-gas utama dan gas-gas lain dengan volume lebih kecil.

·         Cuaca adalah suatu keadaan udara pada suatu saat disuatu tempat, yaitu keadaan berdasarkan gejala suhu, tekanan udara, kelembapan, angin, dan curah hujan.

B.     Atmosfer
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.
Lapisan-lapisan atmosfer :

1. Troposfer
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRpzjXN-xpimMYaMctyiMbDbSueMCez6nZ2RAN0wbANZmUTs9MZGw

 
Troposfer adalah lapisan atmosfer paling bawah dengan ketinggian 8 km di daerah kutub dan 18 km di daerah khatulistiwa. Di lapisan ini setiap 100 m temperaturnya turun 0,5 oC. Dan keadaan temperaturnya pada 
batas lapisan ini mencapai -57 oC sampai -62 oC. Batas (mintakat) yang menandai berakhirnya penurunan suhu disebut tropopause.





2.Stratosfer
http://www.weatherquestions.com/stratosphere.jpg
Stratosfer terletak di atas troposphere sampai ketinggian 50 km, Stratosfer lebih tebal di daerah kutub dan kadang-kadang tidak terdapat di khatulistiwa. Di lapisan ini konsentrasi ozon ( O3) paling besar, yaitu di di dekat batas terluar lapisan. Seperti yang kita ketahui lapisan ozon berfungsi sebagai pelindung bumi dari pancaran sinar ultra violet berlebih dari matahari . Dan seperti yang kita sudah ketahui lapisan ozon saat ini berlubang diakibatkan karna pemanasan global oleh tangan-tangan manusia yang berusaha mengambil kentungan pribadi dari alam. Temperat pada lapisan ini naik 55 oC . Penanda akhir dari lapisan ini adalah stratopause


3. Mesosfer
http://disc.sci.gsfc.nasa.gov/acdisc/images/Mesosphere.jpeg
Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50-75 km. Temperatur di lapisan ini mula-mula naik, tetapi kemudian turun dan mencapai -72 oC di ketinggian 75 km. Penurunan suhu di lapisan ini adalah setiap naik 100 m temperatur turun 0,4 oC. Di lapisan ini sebagian meteorid terbakar, di lapisan ini juga terdapat Radiosonde . Batas yang menandakan berakhirnya lapisan ini adalah mesopause.




4. Termosfer
http://www.cografyasoru.com/site/galeri/c53f12097f6f4a4425bd2ed7655ca97b.jpg

Termosfer terletak di atas mesosfer dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Temperatur di lapisan ini kembali naik hingga sekitar 1.010 oC. Lapisan paling bawah di termosfer adalah ionosfer. Kenapa ionosfer bukan termasuk ke lapisan atmosfer ? Karena ionosfer adalah bagian atmosfer yang terionisasi matahari. Lapisan atmosfer ini dibagi berdasarkan suhu arah vertikal sedangkan, ionosfer tidak terdapat didalamnya. Ionosfer ini memiliki ketinggian 75-375 km. Di dalam ionosfer gas-gas mengalami ionisasi. Di lapisan ini juga sering terlihat Aurora.

5. Eksosfer
http://www.kowoma.de/en/gps/additional/atmosphere.jpg


Eksosfer terletak di atas lapisan termosfer dan merupakan lapisan paling atas dari atmosfer sampai pada ketinggian yang tidak diketahui. Oleh karena itu, tidak ada batas yang jelas antara eksosfer dan
 luar angkasa.


Berikut spesifikasi dari lapisan atmosfer :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5y_akpHs5fwr9xkddJb04ZiHfAd0pJxFkLIJb4nMa7u61xoN4NCvnCD116BMI4j6usMLxV0JnL80Jb6noXbVsxOgq2YKICq9vDKKlf9fVDOXqcyLMSQHV2elo4MNPcAN0hyphenhyphenlPWblaZu4/s400/eqf3.jpg
Peran lapisan atmosfer yaitu memantulkan gelombang elektronegatif untuk nanti diproses kembali oleh manusia dengan bantuan telepon genggam dan alat-alat elektronik lainnya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNfmHiSu-YWLNiiZnKA9QskYa676_-tGTK5p9hLzlew09hn0k71gN2RcdDBhUk_QRltjTlSavNIJW5L00zlNTeB_xnkBqNAvSQT5rCBHFKIs1zOZBUyQC_q5tmM4aqV65JPcTTGOA8MWw/s1600/atmosphere.jpg
Bagian-bagian lapisan atmosfer yang masih bisa diduduki oleh manusia

C.    Iklim
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca selama periode yang lama (umumnya sekitar 30 tahun) meliputi daerah yang luas.

Pembagian Iklim
  1. Iklim matahari dibagi menjadi 3 daerah :
a.       Daerah tropika ditandai dengan adanya temperatur yang terus menerus tinggi dan tidak ada musim dingin (winter).
b.      Daerah sedang ditandai dengan adanya perbedaan musim yang tegas, satu musim umumnya panas/hangat dan lainnya sejuk atau dingin.
c.       Daerah kutub ditandai dengan adanya musim panas (summer) dan temperaturnya rendah sepanjang tahun.

  1. Klages
Pada tahun 1942, Klages membuat klasifikasi iklim berdasarkan perbedaan temperatur di permukaan bumi menjadi lima daerah, yaitu :
a.      Daerah tropika
Rata-rata temperatur setahun di daerah tropika adalah antara 22 0C dan 28 0C, tetapi di beberapa tempat lebih dari 30 0C. Hal itu disebabkan kedudukan matahari selalu berada di daerah tropika, yaitu antara 23,5 0LU dan 23,50LS.
b.      Daerah subtropika
Daerah subtropika terletak antara 23,5 0LU/LS dan 30 0LU/LS. Daerah subtropika merupakan daerah peralihan antara iklim tropika dan iklim sedang. Di daerah itu suhu udara selama 4 – 11 bulan di atas 20 0C. Oleh karena itu, di daerah itu curah hujan sangat sedikit dan terdapat gurun-gurun yang luas.
c.       Daerah sedang
Daerah sedang terletak antara 30 0LU/LS – 400LU/LS, antara lain wilayah Eropa, Asia, Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika bagian selatan, dan Australia. Di daerah itu, suhu udara selama 4 – 12 bulan berkisar 10 0C – 12 0C.
d.      Daerah dingin
Daerah dingin terletak antara 40 0LU/LS – 66,50LU/LS. Wilayahnya meliputi Amerika Utara, pulau-pulau di utara Kanada, pulau selatan Greenland dan pulau utara Siberia. Di daerah itu suhu udara selama 1 – 4 bulan berkisar antara 10 0C – 20 0C, sedangkan pada bulan lainnya, kurang dari 100C. Pada musim dingin tanah ditutupi salju dan es, sedangkan pada musim panas banyak terbentuk rawa-rawa yang luas akibat mencairnya es.
e.       Daerah kutub
Daerah kutub terletak antara 66,5 0LU/LS dan 900LU/LS. Wilayahnya meliputi kutub utara (Greenland) dan kutub selatan (Antartika). Di daerah itu suhu udara rata-rata sangat rendah yaitu –1 0C. Oleh karena itu, di daerah itu terdapat salju abadi.
  1. Koppen
Klasifikasi iklim menurut Koppen berdasarkan rata-rata curah hujan dan temperatur, baik bulanan maupun tahunan. Berdasarkan alasan tersebut Koppen membagi permukaan bumi menjadi lima golongan iklim.



  1. Iklim hujan tropis (A)
Daerah yang termasuk iklim hujan tropika adalah daerah yang mempunyai temperatur bulanan terdingin lebih dari 8 0C atau 64 0F. Iklim itu dibagi menjadi tiga tipe iklim,  yaitu :
1)      Hutan hujan tropika (AF)
Daerah yang pada bulan terkering, curah hujan rata-rata  lebih dari 66 mm. Oleh karena itu, di daerah itu terdapat hutan-hutan yang lebat.
2)      Monsun tropika (AM)
Daerah yang jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan kering. Di daerah itu masih terdapat hutan yang cukup lebat.
3)      Savanna (AW)
Daerah yang jumlah hujan pada bulan-bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan kering. Oleh karena itu, vegetasi yang terdapat di daerah itu hanya berupa padang rumput dan pohon-pohon yang jarang.

  1. Iklim kering (B)
Daerah yang termasuk iklim kering adalah daerah yang mempunyai tingkat penguapan (evaporasi) lebih tinggi daripada curah hujan (presipitasi). Oleh karena itu, di daerah itu tidak ada persediaan air yang cukup untuk mendukung kehidupan tanaman. Hanya tanaman-tanaman tertentu yang dapat hidup di daerah yang beriklim kering. Iklim kering dibagi menjadi dua tipe iklim, yaitu :
1)      Iklim stepa (BS)
Daerah setengah kering (semi arid) dengan curah hujan di lintang rendah antara 380 – 760 mm/tahun.
2)      Iklim padang pasir (BW)
Daerah yang termasuk daerah kering (arid) yang mempunyai curah hujan kering dari 250 mm/tahun.

c.       Iklim sedang (C)
Daerah yang suhu udara rata-rata bulan terdinginnya lebih besar dari –3 0C, tetapi lebih kecil dari 18 0C. Adapun rata-rata suhu udara bulanan terpanas lebih besar dari 10 0C. Iklim itu dibagi menjadi tiga yaitu :
1)      Iklim sedang dengan musim panas yang kering (CS)
Daerah yang termasuk iklim itu ditandai dengan adanya musim panas yang kering, yaitu apabila jumlah hujan terkering pada musim panas lebih kecil dari sepertiga jumlah hujan bulan terbasah pada musim hujan.
2)      Iklim sedang dengan musim dingin yang kering (CW)
Daerah yang termasuk iklim itu ditandai adanya musim panas yang lembab dan musim dingin yang kering.
3)      Iklim sedang yang lembab (CF)
Daerah yang termasuk iklim ini selalu lembab sepanjang tahun.

d.      Iklim dingin (D)
Daerah yang termasuk iklim kutub mempunyai rata-rata temperatur bulan terpanas kurang dari 10 0C. Iklim ini dibagi menjadi dua tipe iklim yaitu :
1)      Iklim dingin dengan musim dingin yang kering (DW)
2)      Iklim dingin tanpa periode siang (DF)

e. Iklim kutub (E)
Daerah yang termasuk iklim kutub mempunyai rata-rata temperatur bulan terpanas kurang dari 10 0C. Iklim itu dibagi menjadi dua tipe iklim, yaitu :
  1. Iklim tundra (ET)
Pada daerah iklim tundra rata-rata temperatur bulan terpanas lebih besar 0 0C, tetapi lebih kecil dari 10 0C. Oleh karena itu, di daerah itu hanya terdapat lumut.
  1. Iklim es – salju abadi (EF)
Pada daerah iklim es – salju abadi rata-rata temperatur bulan terpanas lebih kecil dari 00C. Oleh karena itu terdapat es – salju abadi.

  1. Schmidt – Ferguson
Adanya bulan basah dan bulan kering. Bulan basah adalah bulan yang curahnya lebih besar dari 100 mm. Bulan kering adalah bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm. Keduanya menggunakan suatu rasio Q yaitu perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dan rata-rata bulan basah untuk membuat pergolongan iklim.

Q =
Jumlah rata-rata bulan kering
x 100%
Jumlah rata-rata bulan basah

Berdasarkan besarnya nilai Q terdapat 8 tipe iklim Indonesia :







Gol
Tipe Iklim
A
B
C
D
E
F
G
H
Sangat basah
Basah
Agak basah
Sedang basah
Agak kering
Kering
Sangat kering
Luar biasa kering

  1. Oldeman
Oldeman membuat klasifikasi iklim berdasarkan adanya bulan basah yang berturut-turut dan bulan kering yang berturut-turut pula. Klasifikasi itu terutama untuk keperluan pertanian.
Berdasarkan adanya bulan basah yang berturut-turut, Oldeman membuat 5 zona agroklimat utama sebagai berikut :
a.       Zona A bulan basah > 0 kali berturut-turut
b.      Zona B bulan basah 7 – 9 kali berturut-turut
c.       Zona C bulan basah 5 – 6 kali berturut-turut
d.      Zona D bulan basah 3 – 4 kali berturut-turut
e.       Zona E bulan basah < 3 kali berturut-turut
     5. Junghuhn
Junghuhn membuat klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian tempat. Klasifikasi itu sangat penting karena ketinggian suatu tempat mempengaruhi jenis tanaman yang dapat tumbuh di daerah tersebut. Junghuhn membagi zona iklim menjadi empat sebagai berikut :
a.       Zona iklim panas (0 – 700 meter)
b.      Zona iklim sedang (700 – 1500 meter)
c.       Zona iklim sejuk (1.500 – 2.500 meter)
d.      Zona iklim dingin (di atas 2.500 meter)

6.      Curah hujan di Indonesia
Secara keseluruhan rata-rata curah hujan di Indonesia cukup tinggi, yaitu 2.000 mm/tahun. Hal itu disebabkan wilayah Indonesia terletak di daerah tropika. Oleh karena itu, iklim di Indonesia adalah tropika lembab, yaitu iklim tropis yang banyak mengandung uap air. Berdasarkan faktor-faktor tersebut curah hujan di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga pola hujan, yaitu :

a.      Pola Equatorial
Pola yang berhubungan dengan pergerakan zona konvergensi ke arah utara dan selatan mengikuti pergerakan semu matahari. Hal itu dicirikan oleh dua kali maksimum curah hujan bulanan dalam waktu satu tahun.


b.      Pola Monsun
Pola Monsun dipengaruhi oleh angin laut dan angin darat dalam skala yang sangat luas. Hal itu dicirikan oleh adanya perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan musim kemarau dalam satu tahun.

c.       Pola Lokal
Pola lokal sangat dipengaruhi oleh kondisi setempat terutama naiknya udara yang menuju dataran tinggi atau pegunungan.

7.      Persebaran Vegetasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran vegetasi ada 3 yaitu :
a.       Iklim meliputi suhu udara, kelembaban udara, dan angin
b.      Kesuburan tanah merupakan faktor yang berfungsi bagi tumbuhnya berbagai jenis tanaman

D.    CUACA

Cuaca adalah keadaan udara pada satu wilayah dalam waktu singkat atau tidak tetap.  Cuaca dapat diramalkan dengan mengamati keadaan langit. Cuaca yang sering kita alami adalah cerah, berawan, panas, dan hujan. Mengamati Kondisi Cuaca Keadaan cuacu di suatu tempat dipengaruhi oleh Ada beberapa faktor yang mempengarbeberapa faktor di antaranya temperatur udara (suhu udara), tekanan udara, angin, kelembaban udara, dan curah hujan. Faktor-faktor ini saling ber kaitan satu sama lain. Bila salah satu unsur berubah, maka cuaca akan berubah. Faktor-faktor tersebut akan menentukan keadaan cuaca di suatu daerah, misalnya berawan, cerah, panas, dingin, hujan, atau berangin.
  • Cuaca cerah adalah keadaan ketika matahari memancarkan sinarnya. Ciricirinya langit terang, awan yang terlihat di langit hanya sedikit, dan udara terasa hangat.
(Cuaca cerah)
  • Description: Triple2580Description: Triple2452Cuaca berawan adalah keadaan ketika sinar matahari tertutup oleh awan. Langit menjadi agak gelap, awan menebal, dan udara terasa dingin. Keadaan seperti ini menandakan akan turunnya hujan.
(Cuaca Berawan)
  • Cuaca panas adalah keadaan ketika matahari memancarkan sinarnya dengan terik. Udara terasa panas dan terasa membakar kulit. Di saat panas, angin bertiup kencang dan banyak debu berterbangan.
(Cuaca Panas)
  • Cuaca hujan adalah keadaan ketika butiran-butiran air jatuh ke bumi. Ketika cuaca hujan udara terasa dingin dan langit menjadi gelap. Cahaya matahari hanya sedikit terpancar karena tertutup oleh awan.
(Cuaca hujan)

Hal-Hal Yang Mempengaruhi cuaca
1.  Temperatur dan Suhu
Temperatur dan suhu udara sangat dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
·         Tinggi rendahnya suatu tempat
·         Jarak suatu tempat dari pantai
·         Penyerapan sinar matahari oleh permukaan bumi
Artinya, semakin tinggi suatu wilayah, semakin rendah temperatur udaranya. Semakin dekat suatu tempat dari pantai, semakin tinggi suhu udaranya. Semakin banyak sinar yang diserap permukaan bumi maka temperatur udara menjadi rendah. Semakin banyak sinar matahari yang dipantulkan kembali keangkasa, maka suhu udara akan semakin panas (efek rumah kaca).
2.    Tekanan udara
Tekanan udara terhadap permukaan bumi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suatu tempat dar permukaan laut. Semakin tinggi tempat dari permukaan laut, semakin rendah tekanan udaranya. Semakin rendah suatu tempat dari permukaan laut maka semakin tinggi tekanan udaranya. Tekanan udara juga di pengarui oleh suhu. Daerah yang panas mempunyai tekanan udara yang rendah, sedangkan daerah yang dingin memiliki tekanan udara yang relatif lebih tinggi. Perbedaan tekanan udara antara suatu tempat dengan tempat yang lainnya inilah yang kemudian menyebabkan udara bergerak yang kemudian di sebut sebagai angin.
3. Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Udara selalunya bergerak dari tempat yang mempunyai tekanan udara tinggi ke tempat yang bertekanan udara rendah. Angin juga bergerak dari tempat yang dingin ke tempat yang panas.
Angin dapat digolongkan atas beberapa macam sebagai berikut.

a. Angin Pasat
Angin pasat adalah angin yang berembus terus-menerus dari daerah maksimum subtropik ke daerah minimum khatulistiwa. Akibat adanya rotasi bumi maka di belahan utara terjadi angin pasat timur laut dan di belahan selatan terjadi angin pasat tenggara.
Pengertian dan Jenis-jenis Angin






b. Angin Antipasat
Angin antipasat adalah kembalinya angin pasat. Udara yang naik ke daerah khatulistiwa, setelah sampai di atas kemudian mengalir ke arah kutub dan turun di daerah subtropik.
c. Angin Barat
Angin barat, yaitu angin antipasat yang menuju ke kutub dan membelok LS/LU. Angin ini arahnya dari barat ke timur sampai daerah 40o LS, angin ini disebut The sehingga disebut angin barat. Di daerah 40o Roaring Fortiessebab di atas lautan daerah ini terdengar suara gemuruh.
d. Angin Fohn
Angin fohn terjadi karena udara yang mengandung uap air membentur pegunungan atau gunung yang tinggi sehingga naik. Semakin ke atas, suhu semakin dingin dan terjadilah kondensasi yang selanjutnya terbentuk titik-titik air.
Pengertian dan Jenis-jenis Angin
Pengertian dan Jenis-jenis Angin
Titik-titik air itu kemudian jatuh sebagai hujan sebelum mencapai puncak pada lereng pertama. Angin ini terus bergerak menuju puncak, kemudian menuruni lereng berikutnya sampai ke lembah. Karena sudah menjatuhkan hujan maka angin yang menuruni lereng ini bersifat kering. Akibat cepatnya gerakan menuruni lereng, angin menjadi panas sehingga angin fohn memiliki sifat menurun, kering, dan panas. Sifat angin fohn tersebut tidak menguntungkan bagi pertanian karena dapat melayukan tanaman.
Contoh angin fohn di Indonesia antara lain angin Bohorok di Deli, angin Kumbang di Cirebon, angin Gending di Pasuruan, angin Brubu di Ujungpandang, dan angin Wambrau di Biak.

e. Angin Darat dan Angin Laut
Adanya angin darat dan angin laut disebabkan oleh perbedaan sifat antara daratan dan lautan dalam menahan panas. Daratan lebih cepat menerima panas, tetapi lebih cepat pula dingin. Sebaliknya, lautan lebih lama menerima panas, tetapi lebih lama pula melepas panas. Angin darat bertiup dari darat ke laut pada malam hari. Angin ini digunakan oleh para nelayan untuk turun ke laut mencari ikan pada malam hari, sedangkan angin laut bertiup pada siang hari dari laut ke darat. Angin ini dipergunakan oleh nelayan untuk kembali ke pantai setelah menangkap ikan.
Pengertian dan Jenis-jenis Angin
Pengertian dan Jenis-jenis Angin
Untuk nelayan yang menggunakan perahu bermotor, tidak bergantung angin darat dan angin laut.
f. Angin Gunung dan Angin Lembah
Angin gunung bertiup dari lereng ke lembah pada malam hari, sedangkan angin lembah bertiup dari lembah ke gunung pada siang hari.
Pengertian dan Jenis-jenis Angin
Pengertian dan Jenis-jenis Angin
g. Angin Monsun
Angin monsun adalah angin yang arahnya selalu berganti setiap setengah tahun sekali tergantung pada letak matahari. Indonesia LU dan 23o LS mengenal adanya angin monsun karena terletak antara 23o serta terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia. Kedua benua tersebut terletak di belahan bumi yang berbeda. Dengan demikian, terjadi angin monsun yang melalui Indonesia, yaitu monsun barat dan monsun timur.

1)Angin Monsun Barat
Antara bulan Oktober dan April, matahari beredar di belahan bumi selatan, akibatnya, Australia bertekanan rendah dan Asia bertekanan tinggi.
Pengertian dan Jenis-jenis Angin
Pengertian dan Jenis-jenis Angin
Oleh karena itu, angin yang bertiup dari Asia ke Australia disebut angin monsun barat. Karena angin ini banyak mengandung uap air maka di Indonesia terjadi musim penghujan.
2)Angin Monsun Timur
Pengertian dan Jenis-jenis Angin
Pengertian dan Jenis-jenis Angin
Pada bulan April sampai Oktober di Australia terjadi tekanan udara tinggi dan di Asia bertekanan rendah sehingga angin bertiup dari Australia ke Asia yang disebut angin monsun timur. Angin ini bersi-fat kering karena berasal dari gurun pasir di Australia sehinggadi Indonesia terjadi musim kemarau, namun setelah melewati Samudera Hindia angin menjadi basah.

4. Kelembaban udara
Kelembaban udara adalah kandungan uap air yang ada dalam udara. Kandungan uapa air dalam udara akan berpengaruh terhadap pembentukan awan yang akan menyebabkan turunnya hujan. Semakin tinggi kelembaban udara maka awan yang terbentuk akan semakin banyak maka kemungkinan akan turun hujan akan semakin tinggi. Tinggi rendahnya kelembaban udara di pengaruhi oleh suhu dan intensitas cahaya matahari.
5. Curah hujan
Curah hujan di pengaruhi oleh kelembaban udara dan suhu. Banya sedikitnya curah hujan yang terjadi di suatu wilayah akan berpengaruhi terhadap keadaan cuaca dan iklim di daerah tersebut. Curah hujan yang tinggi akan menyebabkan udara menjadi basah karena banyak mengandung uap air, begitu pula sebaliknya.

1.      Awan Cirrus (Ci) : di atas 9 km
Cirrus (Ci) merupakan sebutan dari awan tipis, halus dan berserabut. Kata Cirro digunakan untuk sebutan dari bentuk-bentuk awan yang selevel dengan cirrus, contohnya Cirrocumulus dan cirrostratus.

awan-cirrusAwan yang menandakan akan terjadinya hujan adalah awan sirus. Bentuknya berupa serabut-serabut halus berwarna putih. Awan ini terbentuk sebagai Kristal es di langit. Jika awan ini sudah terbentuk, maka diperkirakan akan turun hujan.
    (awan sirus)


  • Awan yang terjadi karena udara naik (500 – 1500 mdpl)
(Awan kumulus)
Awan kumulus berbentuk gumpalan putih yang lembut. Munculnya awan ini menandakan cuaca akan panas dan kering. Ada juga awan kumulus yang berwarna hitam. Munculnya awan ini menandakan akan datangnya hujan yang disertai angin, petir, dan guruh.
Cumulus merupakan awan dengan vertikal depelopment atau pertumbuhan vertikal. cumulus memiliki tinggi puncak awan yang tinggi dan sangat tebal, walaupun tidak setebal awan cumulonimbus. cumulus dapat sendiri atau berkumpul dalam satu kelompok. Pembentukan awan ini terjadi karena udara labil. Jika keadaan udara tetap labil, cumulus bisa berkembang menjadi cumulunimbus.

      Cumulo Nimbus (Cu-Ni)
Cumulonimbus bisa dibilang raja dari segala awan. Bagaimana tidak? Awan cumulonimbus merupakan awan yang paling ditakuti penerbang, awan yang paling sering membuat bencana, ditambah lagi awan ini merupakan satu-satunya awan yang dapat menghasilkan muatan listrik (mirip seperti baterai raksasa di langit). Tornado alias puting beliung, downburst, dan hail dapat terbentuk hanya di dalam awan ini. Awan cumulonimbus dapat terbentuk sendiri, sepanjang front, sepanjang ITCZ, atau di dalam cluster dan squall line.

Bentuk/wujudnya
Cumulonimbus merupakan awan padat dengan perkembangan vertikal menjulang tinggi, mirip gunung atau menara,  bagian puncaknya berserabut, tampak berjalur-jalur dan hampir rata. Melebar mirip bentuk landasan yang disebut anvil head. Awan yang bergumpal-gumpal luas dan sebagian telah merupakan hujan, sering diiringi oleh angin rebut.

Fisisnya : Cumulonimbus terdiri dari tetes-tetes air pada bagian bawah awan dan tetes-tetes salju atau kristal-kristal es pada bagian atas awan. terdapat updraft dan downdraft sehingga memungkinkan terjadi sirkulasi. gesekan partikel2 awan di dalamnya dapat menimbulkan muatan listrik.

§  Golongan awan rendah (dibawah 2000 mdpl)
1.      Awan Stratocumulus (Sc)
Stratocumulus berupa perca-perca atau lembaran-lembaran berwarna abu-abu atau keputih-putihan atau campuran keduanya. Terdiri dari massa awan yang bulat, gumpalannya nampak mengumpul/terpisah, dan elemen-elemennya tersusun secara teratur yang besarnya sekitar 5 derajat.

Bentuk / Wujud :
Berbentuk seperti gelombang yang sering menutupi seluruh angkasa, sehingga menimbulkan persamaan dengan gelombang dilautan. Berwarna abu-abu di sela-sela kelihatan terang. Awan ini tidak menghasilkan hujan.

Fisisnya :
Stratocumulus terdiri dari tetes-tetes air. Ketebalan dan bentuk elemennya berubah sesuai dengan tingkat transparansinya.


2.      Awan Nimbustratus (Ns)
Awan Nimbustratus merupakan awan menengah, namun pada kenyataannya awan ini dapat merendah di ketinggian awan rendah. Nimbo berasal dari baha latin Nimbus yang artinya endapan atau presipitasi. Awan ini dapat menghasilkan endapan baik hujan maupun salju. ketebalan awan nimbostratus bisa mencapai 2 km atau 2000 m.

Bentuk/wujudnya :
Awan ini tebal dengan bentuk tertentu, pada bagian pinggir tampak compang-camping dan menutup seluruh langit. Mendatangkan hujan gerimis hingga agak deras yang biasanya jatuh terus menerus.

Fisisnya :
pada umumnya nimbostratus terdiri dari titik-titik air untuk daerah tropis sedangkan pada daerah lintang tinggi mengandung butir-butir salju atau campuran keduanya.




3.      Awan Stratus (St)
Stratus merupakan awan rendah yang biasanya menandai kestabilan udara atau inversi suhu. Awan stratus dapat terbentuk akibat menyebarnya awan stratucumulus akibat adanya inversi suhu. stratus juga dapat bertahan berhari-hari di wilayah anticyclone. Pada saat terjadi front panas yang lemah, awan ini kerap muncul dan membawa presipitasi ringan, yaitu drizzle.

Bentuk/wujudnya :
Stratus berupa lembaran-lembaran atau lapisan-lapisan  berwarna abu-abu dengan dasar yang teratur. Jika matahari masih terlihat dari balik awan ini maka tepi awannya akan tampak jelas. Kadang-kadang berbentuk pecah-pecah dan tampak kasar (frakto stratus). Untuk stratus tebal mampu menutup sinar matahari atau bulan.

Fisisnya :
Stratus terdiri dari tetes-tetes air yang sangat kecil dan yang cukup besar dapat menjadi tetes-tetes Drizzle atau prisma-prisma es atau butir-butir salju.








BAB III
PENUTUP

a.      Kesimpulan
Cuaca mengacu pada lapisan udara (atmosfer) disuatu daerah/wilayah dalam jangka waktu reltif pendek. Hal ini sedikit berbeda dengan iklim yang meliputi wilayah lebih lama. Kondisi atmosfer yang merupakan unsur cuaca terutama dalah komponen gejala alam yang dapat memengaruhi aktivitas manusia, seperti sinar matahari,awan,angin, hujan, kelembapan, tekanan dan suhu.
b.      Saran
Cuaca mengacu pada kondisi lapisan udara (atmosfer) di suatu daerah/wilayah dalam jangka waktu relatif pendek. Hal ini sedikit berbeda dengan iklim yang meliputi wilayah lebih luas dan jangka waktu yang lebih lama. Kondisi atmosfer yang merupakan unsur cuaca terutama adalah komponen gejala alam yang dapat mempengaruhi aktivitas manusia, seperti sinar matahari, awan, angin, hujan, kelembaban, tekanan, dan suhu. Sebelum mempelejari cuaca terlebih dahulu  sebaiknya kita mempelajari mengenai struktur dan komposii atmosfer.  














Daftar Pustaka